Sumber daya manusia yang bekerja di suatu organisasi tidak terbatas pada mereka yang berkontribusi langsung pada posisi entry level, atau karyawan biasa. Namun, semua orang yang terlibat dalam operasional perusahaan dapat disebut sebagai tenaga kerja. Hal ini juga termasuk para pegawai yang memiliki jabatan tinggi dalam institusi. Misalnya saja manajer.
Seperti halnya karyawan yang lain, seorang manajer juga memiliki fungsi dan tugas khusus yang harus dilaksanakan. Kontribusinya justru akan berdampak lebih luas, sebab ia tidak hanya berperan dalam lingkup kerja internal, tetapi juga eksternal. Pada kesempatan bisnis tertentu, para manajer harus berkomunikasi dengan pihak di luar perusahaan.
Manajer adalah seseorang dengan wawasan luas yang memiliki tanggung jawab besar untuk seluruh bagian organisasi yang dipimpinnya. Banyak tidaknya jumlah manajer disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Umumnya, lembaga skala kecil hanya perlu satu orang manajer, sedangkan organisasi skala besar memiliki beberapa manajer dengan tugas yang berbeda satu sama lain.
Selain jumlahnya, posisi manajer juga dibedakan berdasarkan tingkatannya dalam struktural organisasi, yaitu:
Manajer pada lini pertama atau manajer operasional – tingkatan paling rendah dengan tanggung jawab mengawasi pegawai non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
Sebutan lain untuk posisi ini di antaranya manajer area, supervisor, manajer shift, manajer kantor, mandor dan manajer departmen
Manajer tingkat menengah – bertugas sebagai penghubung antara manajer lini pertama dan manajer puncak. Jabatan yang termasuk dalam kategori ini yaitu pemimpin proyek, kepala bagian, manajer divisi dan manajer pabrik.
Manajer puncak – biasa disebut executive officer yang memiliki tugas membuat rencana kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contohnya Chief Executive Officer (CEO), Chief Financial Officer (CFO) dan Chief Information Officer (CIO).
Berdasarkan posisinya, setiap manajer memang memiliki tugas yang berbeda. Tetapi, semuanya harus memiliki beberapa keterampilan dasar sebagai berikut:
Keterampilan interpersonal – kemampuan untuk merakyat sehingga dapat melakukan pendekatan yang tepat terhadap karyawan dengan perbedaan temperamen, latar belakang dan kualifikasi pendidikan, baik saat menangani masalah atau bekerja sama.
Keterampilan komunikasi – kemampuan menyampaikan visi dan strategi dengan jelas kepada timnya. Selain mampu menjadi komunikator yang melakukan tugasnya secara efektif, seorang manajer juga diharapkan mampu menjadi pendengar yang baik sehingga dapat lebih dihargai dan dipercaya oleh anak buahnya.
Keterampilan mengambil keputusan – kemampuan berpikir logis dan kritis sehingga bisa mengambil keputusan yang paling tepat.
Keterampilan memimpin – kemampuan menjadi leader yang baik. Tidak hanya sebatas tugas memerintah, tetapi juga memotivasi, membantu dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh bawahan demi mencapai tujuan.
Keterampilan teknis – kemampuan dalam penguasaan ilmu pengetahuan serta hal teknis seperti pengoperasian komputer. Seorang manajer juga harus terbiasa menggunakan beragam alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam divisi kerjanya, sehingga kapan saja dibutuhkan, ia dapat mengajari anak buahnya.
Keterampilan dalam manajemen waktu – kemampuan menemukan strategi tepat untuk mengalokasikan waktu secara efektif agar dapat memenuhi tuntutan bisnis atau pekerjaan tanpa harus terburu-buru.
Keterampilan konseptual – kemampuan melihat organisasi dalam perspektif yang luas serta menganalisa dan mempelajari situasi yang kompleks, kemudian mengembangkan strategi yang tepat untuk memperlancar fungsi organisasi.
Pernahkah Anda mendengar coaching skill atau keterampilan membina? Penggunaan kata ini tidak hanya sebatas dalam lingkup bidang olahraga. Ternyata, seorang manajer juga harus memiliki coaching skill. Itulah mengapa apabila Anda berada di posisi tersebut, Anda perlu memanfaatkan program pelatihan yang memfokuskan pada keterampilan coaching.
Leader, manajer dan coach sering disebut dalam satu rangkaian konteks. Seorang manajer harus bisa menjadi leader yang baik. Selain itu, di lain kesempatan, manajer juga bisa berperan sebagai coach.
Coaching sendiri bisa diartikan sebagai langkah pendekatan dalam leadership yang memberikan kesempatan bagi orang lain membuka potensi diri. Saat mempraktekkan kemampuan ini, sebagai manajer, Anda dapat menstimulasi , mengeskplorasi dan menginspirasi pemikiran dan proses kreatif dari bawahan yang dibina.
Keterampilan coaching pelatihan karyawan tentang coaching diperlu untukĀ mengelola anak buah yang mengalami suatu masalah, baik berkaitan dengan pekerjaan maupun di luar konteks tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Setidaknya, ada tiga pilihan yang bisa digunakan sebagai metode coaching, yaitu:
Memberikan solusi langsung tanpa melibatkan bawahan dalam proses pencapaiannya.
Pilihan ini terbilang efisien, tetapi membatasi kemampuan bawahan untuk berkembang. Kondisi ini secara tidak langsung berdampak buruk pada kinerja karyawan dan performa perusahaan.
Padahal, pengembangan sumber daya manusia baik dalam berpikir maupun bertindak sangat penting bagi kesuksesan perusahaan.
Tidak memberikan solusi apapun atau tidak mau membantu. Pendekatan ini sangat salah, sebab sama saja membiarkan masalah terus berlanjut dan memberikan dampak pada posisi manajer sendiri. Keuntungannya memang membuat seorang manajer tidak perlu bersusah payah menggunakan tenaga dan pikirannya.
Akan tetapi, keseluruhan organisasi justru dirugikan, sebab bawahan dapat merasa frustasi dengan masalah yang dihadapi dan terganggu kinerjanya.
Melibatkan dan melatih anak buah untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Pendekatan ini jauh lebih baik dari dua alternatif di atas. Seorang manajer bertindak sebagai coach secara profesional, dimana ia mengajak bawahan berdikusi, mencari tahu penyebab masalah, mencari solusi alternatif dan memilih jalan keluar yang terbaik.
Tidak ada manusia yang sempurna. Bahkan meskipun seorang manajer telah menjabat posisi yang sama selama bertahun-tahun, ketrampilan yang dimiliki haruslah terus diasah. Untuk itu, sangat disarankan bagi setiap manajer untuk tetap mengikuti program pelatihan dan pengembangan coaching skill demi terciptanya kesatuan antara pemimpin dan bawahan sehingga tujuan bersama dapat dicapai lebih mudah.