Bagaimana Cara Telkom Mengembangkan SDM dan Pelatihan Karyawannya

Pada dasarnya pengembangan sumber daya manusia menjadi penting untuk dilakukan oleh sebuah perusahaan yang berorientasi pada pelayanan publik. Tentu saja ini adalah soal bagaimana sebuah perusahaan menerapkan strategi tertentu demi mencapai tujuan serta visi yang telah digariskan sebelumnya.

Contohnya: bila sebuah perusahaan ingin menjadi perusahaan berskala internasional pada tahun sekian, maka yang harus dilakukan adalah bagaimana mendidik para karyawan supaya memiliki kualitas kerja yang “internasional”. Ada banyak hal yang bisa dilakukan guna mencapai tujuan semacam itu, dan biasanya sebuah perusahaan akan menerapkan banyak strategi yang dirinci melalui master plan tertentu.

Artikel ini membicarakan sebuah kasus di mana PT Telkom menjadi acuannya. Dalam kaitannya dengan proses pengembangan sumber daya manusia, Telkom telah membentuk sebuah Master Plan Human Capital (2011-2015) yang kemudian terus menerus diperbarui setiap tahun.

Pembaharuan Master Plan dimaksudkan supaya rencana yang disusun bisa disesuaikan dengan dinamika bisnis perusahaan. Jadi, Telkom menyusun master plan selaras dengan strategi bisnis yang diterapkan sebelumnya.

Dalam rangka menilai kompetensi sumber daya manusia yang bekerja di dalam lingkup Telkom, perusahaan tersebut juga menerapkan pendekatan Competency Based Human Resources Management, atau yang disebut sebagai CBHRM. Ada tiga model yang dikembangkan berdasarkan pendekatan tersebut, yakni Specific Competency (Skill & Knowledge), Generic Competency (Personal Quality), dan Core Competency (values). Ketiganya pada dasarnya dikembangkan guna mendukung proses penilaian kualitas karyawan dengan cara transparan dan adil.

Selain menerapkan master plan yang terus menerus diperbarui, Telkom juga membuat semacam direktori di mana ada daftar tentang kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.

Daftar itu juga terus menerus diperbarui supaya sesuai dengan perubahan dan dinamika bisnis yang berlaku di Telkom. Lebih jauh lagi, pengembangan sumber daya manusia didasarkan pada sejumlah nilai-nilai yang berlaku di dalam perusahaan – yang disebut sebagai Telkom 5C, yakni collaborative innovation, co-ceation of win-win partnership, caring meritocracy, customer first, dan commitment to long term.

Dalam lingkup yang lebih luas, ada tiga titik berat yang diperhatikan serius oleh Telkom, terutama pada hal yang terkait dengan program pengembangan kompetensi karyawan. Ketiga titik tersebut adalah:

 Mengembangkan kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang berlaku di Telkom.

 Mengembangkan kemampuan peran karyawan, di mana fokusnya dititik-beratkan pada pengembangan kualitas pribadi. Kualitas pribadi pun pada gilirannya didefinisikan dan/atau dipilih berdasarkan kategori peran tertentu.

 Memilah sekaligus mengembangkan budaya yang berfokus pada penguatan nilai perusahaan dan internalisasi. Kedua hal tersebut kemudian menjadi basis dan dasar bagi pembentukan budaya karyawan di Telkom.

Sama seperti kebanyakan perusahaan lainnya, Telkom juga seringkali mengadakan pendidikan dan pelatihan berkala yang berfokus pada pengembangan serta perubahan kompetensi. Pelatihan dan pendidikan berkala diadakan dan biasanya terkait secara tidak langsung maupun langsung terhadap strategi operasional dan bisnis.

Lebih jauh lagi, proses pelatihan dan pendidikan dilakukan guna memperkuat basis kompetensi karyawan, supaya mereka mampu dan peka dalam menyikapi berbagai macam perubahan yang terkait dengan perkembangan sistem telekomunikasi.

Ada beberapa strategi pengembangan kompetensi yang sering dilakukan oleh Telkom, yakni:

 DNA Strategy. Ini adalah pelatihan yang dilakukan guna menggali lebih banyak informasi terkait dengan berbagai macam produk yang ditawarkan Telkom Group, yang meliputi konten, aplikasi, network, dan device.

 Accelerate Strategy. Yang satu ini adalah pelatihan yang fokus pada akuisisi dan penetrasi, dan dalam banyak hal terkait dengan peningkatan proses bisnis.

 Empower Strategy, yakni jenis pengembangan kompetensi yang berhubungan dengan peningkatan penjualan, pemberdayaan manusia, serta saluran pengiriman.

 Lateral strategy, yakni jenis pelatihan yang mengarah kepada community marketing dan many to many marketing.

 Selain keempat hal di atas, Telkom juga menyediakan program yang apik guna mengembangkan kepemimpinan di masa depan. Program-program tersebut biasanya disesuaikan dengan tingkat jabatan karyawan, dan meliputi:

a. Kepemimpinan Tingkat Senior
b. Kepemimpinan Tingkat Menengah
c. Kepemimpinan Tingkat Dasar

Proses pengembangan kompetensi juga pada dasarnya berhubungan dengan sejumlah program internal lain di lingkup kerja Telkom, seperti knowledge management. Ini adalah sebuah upaya yang digalakkan, di mana masing-masing karyawan memiliki kesempatan untuk berbagi informasi, konsep, dan bertukar ide melalui artikel tertentu. Dalam alur pengembangan kompetensi karyawan, Telkom juga membuat sistem di mana penilaian objektif atas kemampuan karyawan diterapkan dengan baik.

Sistem penilaian kompetensi di Telkom didasarkan pada dua aspek, yakni:

 Aspek proses, atau proses yang berdasarkan syarat-syarat yang melekat pada jenis kompetensi tertentu

 Aspek hasil yang menekankan pada sasaran kerja individual

Nilai yang diperoleh berdasarkan kedua aspek yang disebut di atas kemudian dihubungkan dengan beragam proses lainnya, yakni pemanfaatan hasil untuk kepentingan pengembangan kinerja, penghargaan atau remunerasi, pengembangan karir, serta pengembangan kompetensi. Yang disebut terakhir ini terbuka peluangnya bagi para karyawan yang memiliki bakat khusus dan kinerja yang berkualitas.

Jalur pengembangan kompetensi disediakan oleh Telkom melalui Program Pengembangan Terpadu, yang pada dasarnya dipersiapkan guna memupuk calon pemimpin di sejumlah posisi penting di dalam perusahaan. Para calon pemimpin dijaring menggunakan data top talent yang berisi daftar karyawan yang memiliki kinerja dan kompetensi paling tinggi.

Dengan jenjang dan sistem pengembangan sumber daya manusia yang panjang dan ditopang oleh sistem yang agak rumit, tidak heran bahwa Telkom memang terlihat memiliki niat serius dalam mendidik karyawannya.